Monday, March 25, 2019

0 comments
Perasaan itu seperti angin yang menutup aliran paru-paru ku untuk bernafas..

Jantung ku ikut iba.. menangis melihat saraf mata ku yang tidak pernah tertutup karena tidak bisa bekerja sama dengan otak dengan keadaan yang disajikan dengan bentuk yang manis

ruang bersama nya begitu banyak mengisi setiap kotak di dalam saraf kepala ku yang setiap detiknya mengirim alarm dengan suara yang memekakkan seluruh bathin ku

Apa yang ku sentuh adalah tangannya..
Apa yang kudengar adalah nafasnya..
Apa yang ku liat adalah rautnya...

Ku coba bercermin, yang kulihat adalah matanya..

Ku diam dan pandangi, matanya tertutup..
ku ketuk cermin untuk memanggilnya..
tetapi perlahan memudar...

menjadi aku.
0 comments
apakah kau tau rasanya kehilangan sesuatu yang tidak pernah menjadi milik mu?

retak hati ku tak sepadan dengan kemurungan rindu mu yang tertahan ego yang bentuknya seperti bukit. Bisa didaki, tapi tak bisa dikikis.

apa hebatnya ketenangan ku, tapi di kepala ku hanya ada proyektor masa lalu yang selalu diputar ulang.. 

kaset memutarkan lagu yang dulu kusuka, pita kaset berputar.. dan berputar.. berputar.. memutarkan lirik yang sama.. berulang.. ulang.. kembali berputar.. tak bisa ku matikan, karena kusuka. Hanya dapat menunggu pita kusut karena lelah mengulang.. dan berputar.

apakah kau tau bagaimana caranya menatap tanpa menggunakan retina? di sudut kelopak mata rasakan perasaan dari kenangnya. untuk apa mata kalau rasa lebih nyata?

kau tau apa perbedaan dunia dengan kisah kita? sama-sama berada di semesta, bedanya dunia punya mereka , kisah punya kita.


Terbang

0 comments
Perempuan lari.. meninggalkan jejak yang samar..
dia melayang.. meninggalkan raga dengan hati yang tergantung tak tertata.

Dalam perjalanannya dia disuguhkan dengan kepahitan yang berada di antara awan.. setiap angin yang dilewati terasa begitu perih

dia kira terbang dari raga membuatnya hilang dari sesak.. 
ternyata hidup diantara langit dan awan jauh lebih membuat bathin berontak

dia terbang ditengah tengah kenyataan dan mimpi.. 

Raga sudah tidak dimiliki,
Hanya bathin yang menari-nari diatas hujan dan awan mendung....
mengikuti dingin dan gelapnya langit.. 

semesta membicarakannya..
siapa perempuan ini?

bulan takut berjabat tangan,
bintang enggan bertatap muka..


mata penuh embun lewati sela-sela saraf retina, menguap pada kenangan yang dirasa hanya diraga..